Tepat tanggal 21 April menjadi momen perjuangan tokoh wanita Indonesia. Dia seorang Pahlawan Kemerdekaan Nasional bernama Raden Ajeng (RA) Kartini. Sosoknya sangat menginspirasi hingga menjadi panutan wanita karena nilai-nilai perjuangan yang patut diteladani. Hal itu juga dirasakan oleh Presiden Komisaris Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) STIE Perbanas Surabaya, Febriyani Sarwindah.

Menjalani rutinitas sebagai pengurus organisasi mahasiswa (ormawa), Sarwindah juga meneladani sosok RA. Kartini. Dalam peringatan Hari Kartini, dirinya memaknai sudah seharusnya sebagai mahasiswi bisa menjadi para Kartini muda di era milenial yang tangguh dan kritis terhadap perkembangan zaman. ”Terlebih sebagai mahasiswi harus memfilter segala budaya dan fenomena yang masuk ke Indonesia,” ungkapnya.

Nilai kehidupan yang diterbarkan oleh RA Kartini menurut wanita asal Pacitan ini cukup banyak. Di antaranya, kesabaran, keteguhan, perjuangan, nasionalisme, kebebasan, kesetaraan, dan lainnya. Dalam praktik keorganisasian, gadis berhijab ini selalu termotivasi semangat RA. Kartini termasuk mencoba untuk menerapkan hal kebaikan dan keberanian. ”Contohnya, saat saya memimpin organisasi, dimana dalam organisasi itu juga ada laki-laki sebagai anggota. Namun, saya tidak gentar karena saya selalu mengingat akan adanya kebebasan dan kesetaraan,” terang Peraih Juara 1 Perbanas Entrepreneur Award 2018 ini.

Sementara itu, untuk meneruskan perjuangan Kartini masa kini, Sarwindah mengajak wanita Indonesia harus gigih dalam mengejar mimpi yang dicita-citakan sampai mimpi tersebut tercapai dan harus terus berproses serta belajar. Seperti hal yang dijalaninya saat ini, dirinya disibukkan dengan kegiatan Asisten Mahasiswa di Program Studi Sarjana Akuntansi hingga keorganisasian BPM maupun karang taruna di daerahnya. ” Jadi, saya ingin dapat membantu banyak masyarakat terkait pengetahuan umum dan prosedur dalam keorganisasian,” urai Duta Perbanas Berbakat 2020 ini.

Pihaknya pun berharap, wanita-wanita hebat di Indonesia ini menjadi seorang yang selalu kreatif, inovatif, dan peduli. “Karena wanita sejatinya juga harus bisa merdeka dalam artian merdeka di financial dan juga dapat memenuhi kebutuhannya sendiri serta bisa dan harus membawa pengaruh baik di lingkungan sekitar, bangsa, dan negara,” pungkasnya. (eko/hms)