Penting, Toleransi Antar Umat Beragama Diperlukan Mahasiswa
Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antar-Golongan (SARA) menjadi salah satu keunikan dari negara Indonesia. Perbedaan itu bisa memunculkan konflik, bila tidak dikelola dengan baik. Bahkan, isu agama menjadi ranah yang paling disorot sebagai bahan memecah belah rakyat Indonesia. Tentunya, kita tidak menginginkan perpecahan di dalam berbangsa dan bernegara di tanah air sehingga perlu ditanamkan sikap toleransi.
Menyikapi fenomena tersebut, STIE Perbanas Surabaya senantiasa peduli untuk mempersatukan generasi milenial dari berbagai penjuru negeri melalui pendidikan. Termasuk menggelar acara Kuliah Umum bertajuk ”Toleransi Antar Umat Beragama dalam Perspektif Hak Asasi Manusia” pada Kamis, 27 Juni 2019. Bertempat di Auditorium Kampus 1, Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya, lebih dari 600 mahasiswa hadir dari bermacam-macam program studi setempat, yaitu: Sarjana Akuntansi, Sarjana Manajemen, Sarjana Ekonomi Syariah, Diploma 3 Akuntansi, serta Diploma 3 Perbankan dan Keuangan. Lantas, mahasiswa yang hadir ini mayoritas berasal dari angkatan 2018 yang menempuh mata kuliah Pendidikan Agama mupun Pendidikan Kewarganegaraan.
Sementara itu, narasumber yang dihadirkan adalah tokoh-tokoh lintas agama. Mereka pun menyampaikan materi tentang toleransi beragama. Tokoh tersebut, di antaranya: Dr. Kunawi Basyir, M.Ag.(Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel, Tokoh Agama Islam), dan Yhanto Tampubolon, M.Th (Tokoh Agama Kristen), dan I Ketut Arta (Tokoh Agama Hindu).
Salah satu Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK) Pendidikan Kewarganegaran, Djuwito, S.H., M.Hum., dalam pengantarnya menyampaikan acara kuliah umum tentang toleransi diberikan kepada mahasiswa angkatan pertama di semester genap. Tujuannya, para mahasiswa mendapatkan pondasi sejak dini dalam etika bersosialisasi dalam kehidupan kampus. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa STIE Perbanas Surabaya berasal dari berbagai daerah, agama, maupun keturunan sehingga sikap tolerasi dan pendidikan karakter disampaikan lebih awal melalui kuliah umum lintas agama tersebut. (denta/hms)