Meningkatkan Keterampilan Mengajar Dosen Dengan Case-Based Teaching
Akhir-akhir ini, sistem pembelajaran dengan metode ceramah sudah mulai kurang diterapkan di perguruan tinggi. Apalagi kasus-kasus yang terjadi di sekitar masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar dalam kegiatan belajar mengajar.Tentunya pembelajaran yang menerapkan metode studi kasus ini akan lebih menarik karena melibatkan dosen dan mahasiswa saat penyelesaian kasus. Hal inilah yang saat ini tengah diterapkan oleh para pengajar STIE Perbanas Surabaya ketika menyampaikan materi kepada mahasiswa.
Dalam rangka peningkatan keterampilan dan pengetahuan dosen saat mengajar dengan metode studi kasus, Program Studi Magister Manajemen STIE Perbanas Surabaya menggelar kegiatan Workshop Case Base Teaching. Bertempat di Ruang Seminar Kampus 1 STIE Perbanas Surabaya, workshop ini diikuti oleh sejumlah dosen dan terselenggara selama dua hari, tepatnya pada hari Senin dan Selasa, (1-2/8).
Pembantu Ketua Bidang Akademik STIE Perbanas Surabaya, Dr. Emanuel Kristijadi, MM., dalam sambutannya menyampaikan pembelajaran dengan metode studi kasus ini sangat baik diterapkan karena mahasiswa nantinya akan lebih aktif dan tercipta suasana pemebelajaran yang interaktif.
Pada kesempatan ini, instruktur yang dihadirkan adalah Andi Ilham Said, M.S.O.M., Ph.D. dan Martinus Sulistio Rusli, MBA., Ph.D. dari PPM School of Management Jakarta. Menjadi lembaga pendidikan manajemen pertama di tanah air, tentu memiliki pengalaman yang mumpuni untuk menelurkan ilmu tentang manajemen, khususnya terkait metode pembelajaran berbasis pada studi kasus.
Menurut Andi Ilham Said, M.S.O.M., Ph.D., pelatihan ini bersifat skill full development sehingga dapat meningkatkan keterampilan mengajar dosen. Pada program studi magister manajemen, metode pembelajaran studi kasus ini lebih cocok karena dekat dengan aplikasi di perusahaan maupun masyarakat. Jadi, mahasiswa telah mengetahui bentuk aplikasi ilmu dari kasus yang dipelajari.
”Case yang digunakan adalah riil case yang pernah dialami oleh perusahaan atau orang tertentu. Kita dapat merefleksikan beberapa kasus dari pengalaman orang lain. Pembelajaran yang diterapkan identik dengan diskusi. Sasaran pembelajaran sangat bergantung pada dinamika diskusi di kelas. Dengan metode kasus, mahasiswa ikut berpikir, menganalisis, berpendapat, berdebat, dan mempertanyakan. Capaian dihasilkan nantinya membuat daya tahan memori mahasiswa lebih lama pasalnya menggunakan banyak panca indra. Suasana pembelajarannya pun juga lebih hidup jika dibandingkan dengan kuliah biasanya,” jelasnya.
Sementara, Martinus Sulistio Rusli, MBA., Ph.D., menilai kegiatan workshop yang melibatkan dosen STIE Perbanas Surabaya ini sangan power full. ”Meski case yang dipaparkan sederhana, namun penyajian dan penyampaian materi oleh para dosen sangat power full sehingga membuat kami semakin semangat. Sikap etis dalam akuntansi, keuangan, maupun bisnis harus tetap diterapkan,” imbuhnya.
Ketua Program Studi Magister Manajemen, Prof. Dr. Tatik Suryani, MM., berharap bapak ibu dosen nantinya bisa menerapkan metode pembelajaran studi kasus untuk mahasiswa. ”Setelah ini, rencananya akan menggelar workshop pembuatan kasus sebagai tindak lanjut waktu dekat sehingga proses pembelajaran di STIE Perbanas Surabaya, khususnya di prodi MM menjadi lebih baik,” harapnya. (Denis/Eko)