Tumbuhkan Minat Berwirausaha SMK di Gresik, Dosen UHW Perbanas Beri Pelatihan dan Pendampingan
Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diproyeksikan untuk berwirausaha. Bekal di sekolah pun diharapkan mampu menumbuhkan minat untuk membangun usaha secara mandiri sesuai kompetensi yang dimiliki. Namun, lulusan SMK yang langsung berwirausaha tidak signifikan. Hal tersebut senada yang disampaikan oleh Kepala SMK Swasta Mambaul Ikhsan Gresik, Abid Nailur Ridlo.
”Kelas laboratorium telah dipenuhi peralatan yang lengkap dan guru-guru yang kompeten di bidangnya, tetapi belum ada lulusan yang berkeinginan menjadi wirausaha,” ungkapnya.
Kondisi ini menggerakkan tim dosen Universitas Hayam Wuruk Perbanas untuk menumbuhkan minat berwirausaha siswa yang berbasis pada outcome. Ketua Tim, Supriyati menuturkan pihaknya menyasar guru mata pelajaran sekolah setempat terlebih dahulu. Mereka diminta mengikuti pelatihan dan pendampingan di bidang kewirausahaan sehingga mampu memotivasi siswanya berwirausaha agar output dan outcome pembelajaran ditingkat SMK tercapai.
”Awal Desember kemarin, kami mulai memberi pelatihan dan pendampingan tentang kewirausahaan untuk para guru di SMKS Mambaul Ikhsan Ujungpangkah Gresik. Peserta pun juga ada beberapa guru dari SMK lainnya di wilayah Gresik Utara,” jelasnya kepada Basra Senin, (6/2).
Tim dosen UHW Perbanas, antara lain: Supriyati, Citra Laksmi Rithmaya, Cholis Setiawan, Diyah Pujiati, dan Heri Supriyanto.
Lanjut Supriyati, pihaknya ingin guru-guru SMK lintas bidang keahlian ini berkolaborasi dalam menumbuhkan minat berwirausaha melalui beragam ide bisnis dari jurusan yang tersedia. Adapun 4 jurusan yang dimiliki sekolah, meliputi: tata boga, tata busana, jaringan dan komputer, serta agrobisnis dan business digital.
”Mereka bisa berkolaborasi antar jurusan sehingga tercipta produk unggulan yang bernilai jual,” tambahnya.
Tuntutan kompetensi siswa menjadi wirausaha muda mandiri, nantinya menjadi target semua SMK dan wajib dimasukkan mata pelajaran PKK atau Produk Kreatif dan kewirausahaan yang lebih bersifat outcome. Siswa juga diberikan sumber permodalan, belajar produksi, dan memasarkan. (eko/hms)