Pertukaran Mahasiswa Merdeka atau yang disingkat menjadi “PMM” merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Pada Minggu, (17/9) Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya menggelar seremonial penerimaan dan pelepasan bagi mahasiswa yang mengikuti program PMM. Acara yang dimulai pada pukul 08.00 WIB bertema “Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya."

Dewi Ayu Wulandari, SE., M. M, salah satu dosen yang terlibat dalam PMM mengatakan, tujuan program tersebut agar mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa mempunyai pengalaman yang berkesan karena kegiatan ini tidak hanya mengenal satu daerah tetapi juga untuk mengenal kebudayaan daerah lain melalui penerimaan mahasiswa yang berasal dari pulau yang berbeda.

Program PMM sudah berlangsung sejak tahun 2021. Berarti tahun 2022 merupakan tahun kedua program tersebut dilaksanakan pemerintah. Adapun perbedaan PMM tahun ini dengan tahun sebelumnya yaitu, dikarenakan tahun lalu masih terjadi Pandemi Covid-19 sehingga lebih banyak kegiatan dilakukan secara daring atau online. Namun sebaliknya, karena tahun ini Pandemi Covid-19 sudah mereda sehingga bisa melakukan kegiatan secara luring atau offline yang lebih bermakna karena mereka bisa mengunjungi secara langsung dan mengalami kegiatan yang menjadi ciri khas daerah kita.

Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya menerima 40 mahasiswa dari 21 daerah di luar Jawa untuk mengikuti program PMM. Sembilan mahasiswa Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya mengikuti program PMM yang tersebar di luar Jawa. Sehingga total mahasiswa yang mengikuti program PMM adalah 49 mahasiswa.

“Persiapan untuk program PMM sendiri dilakukan secara matang dan menyeluruh. Untuk panitia sendiri mengusulkan proposal tiga bulan lalu, dan untuk mahasiswa yang berpartisipasi sudah diterima sebelumnya melakukan seleksi kemudian mereka memilih universitas yang ingin mereka datangi kemudian ada penerimaan dan untuk sekarang sudah mulai berlangsungnya kegiatan PPM ini,” pungkas Dewi Ayu.