E-Cash in Banking Development for Customer Oriented
Perkembangan teknologi seperti Smartphone, Near-Field Communication (NFC), fitur keamanan, serta beberapa akses channel atau device yang dapat saling menggantikan memberikan banyak pilihan bagi perbankan untuk menyediakan layanan Service Provider. Perkembangan perdagangan elektronik yang begitu pesat tidak dipungkiri mengubah perilaku konsumen terhadap jasa layanan pembayaran yang praktis dan sesuai dengan kebutuhan sehingga memaksa penyelenggara, dalam hal ini perbankan agar menciptakan inovasi dan meningkatkan keamanan teknologi. Salah satu produk perbankan yang terbaru, yaitu E-Cash atau uang elektronik. Para penggunanya bisa membelanjakan sejumlah uang menggunakan kartu E-Cash, namun banyak masyarakat masih belum mengetahui E- Cash yang sangat menguntungkan tersebut.
UPKM KOMTIF STIE Perbanas Surabaya yang bergerak dalam bidang teknologi informasi mencoba mengembangkan produk perbankan melalui Seminar E–Cash in Banking Development for Customer Oriented pada Sabtu, (3/12) di Auditorium Kampus 1. Acara ini pun menghadirkan tiga pembicara yang sangat kompeten di bidangnya, yakni Regulator perbankan, Trifaldi Yudhistira (Bank Indonesia), Penyedia E–Cash, Widodo, S.E., M.M. (Bank Rakyat Indonesia), dan pengguna E–Cash, Teguh Budihartojo (Jasa Marga)
“Penerbitan uang elektronik atau yang lebih dikenal dengan E–Cash biasanya digunakan pada transaksi yang nominalnya kecil dan frekuensinya sering sehingga membutuhkan pelayanan yang cepat dikarenakan banyaknya transaksi yang terjadi. Jadi, diharapkan E–cash ini dapat digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari–hari,” papar Trifaldi Yudshistira.
Sementa itu, Widodo menambahkan Bank Indonesia harus terus mendorong tumbuhnya penggunaan uang elektronik di masyarakat. “Penggunaan E-Cashdiharapkan bisa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga ketika mereka berbelanja tidak perlu membawa uang tunai lagi, tetapi cukup dengan kartu mereka bisa berbelanja apa saja dan tentunya lebih aman dari pada membawa banyak uang tunai. Saat ini mahasiswa turut berperan dalam penggunaan E–Cashkarena mayoritas kalangan mahasiswa adalah senang berbelanja terutama online sehingga memudahkan mereka untuk bertransaksi. Dengan bergantinya penggunaan uang tunai menjadi uang elektronik akan mendukung Gerakan Non Tunai dari Bank Indonesia,” terang Widodo saat memberikan materi.
Salah satu pengguna E–Cash atau uang elektronik adalah jasa marga. Banyaknya pengguna jalan tol memaksa pihak pengelola jalan tol (Jasa Marga) mengembangkan sistem pembayaran yang efektif dan efisien. Hal itu disebabkan banyaknya uang yang diterima oleh pihak pengelola dan membutuhkan banyak persediaan uang tunai. “Pihak jasa marga menggunakan e–payment atau pembayaran elektronik untuk mengatasi banyaknya uang tunai yang diterima dan membutuhkan transaksi yang cepat seiring dengan frekuensi pembayaran yang banyak. Instrumen atau alat yang digunakan untuk pembayaran, yaitu e–cash atau uang elektronik,” ujar Teguh Budihartojo, selaku Deputy Manager Toll Collections Management PT. Jasa Marga (Persero), Tbk. Cabang Surabaya Gempol.
Pembimbing UPKM KOMTIF, Dr. Ronny berharap acara ini memberikan dampak positif kepada seluruh masyarakat khususnya mahasiswa agar mulai mengganti penggunaan uang tunai menjadi uang elektronik ketika melakukan transaksi. ”Mahasiswa harus menjadi pelopor dalam penggunaan E-Cash sehingga penggunaan uang tunai akan segera tergantikan dengan uang elektronik,” pungkasnya. (Robih/Eko)