OJK Ajak Mahasiswa Gabung Gerakan 1.000 Start up
Era Revolusi Industri 4.0 menuntut semua bidang usaha untuk melakukan inovasi. Sama halnya di bidang ekonomi, khususnya keuangan memiliki inovasi didasarkan pada aturan pemerintah. Tepat pada Kamis, (20/12) STIE Perbanas Surabaya bekerjasama dengan Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan Daerah (FK-LJKD) Jawa Timur mengadakan Kuliah Umum tentang inovasi keuangan digital. Bertempat di Auditorium Kampus 1 STIE Perbanas Surabaya, kegiatan ini diikuti 200-an mahasiswa, dosen, hingga praktisi jasa keuangan.
Acara bertajuk Financial Technology for Young Generation menghadirkan Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) 1 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional IV Jawa Timur, Sotarduga Napitupulu. Dalam kesempatan ini, dirinya mengatakan Financial Technology (Fintech) berdampak pada bisnis dan perbankan yang ikut berubah. Selain itu, perilaku konsumen pun turut bergeser, yakni menginginkan semua lebih praktis. Bahkan, semua kegiatan yang dilakukan berbasis handphone.
Melihat kondisi tersebut, penyedia jasa keuangan tidak hanya diam. Menurutnya, semua jasa keuangan mau tidak mau harus mengikuti perubahan agar tidak tertinggal. ”Ke depannya, banyak tugas atau pekerjaan digantikan oleh robot atau mesin. Namun untuk hasil laporan keuangan harus tetap dianalisis oleh manusia, dalam konteks ini seorang akuntan,” jelasnya kepada mahasiswa.
Sotarduga pun mengingatkan kepada pengguna layanan keuangan berbasis start up untuk berhati-hati. Meskipun Fintech memiliki banyak manfaat, namun customer perlu berhati-hati karena bisnis start up memiliki potensi timbulkan kerugian. Beberapa kerugian itu, seperti: keamanan dan kerahasiaan data, kegagalan dari system, kesalahan transaksi, kesalahan informasi produk, hingga customer kurang paham produk.
”Saya menyarankan Anda, pertama melihat start up yang mendapatkan izin dari OJK. Semua start up yang berizin ditampilkan di website resmi OJK. Kedua, pahami produk dan syaratnya dengan cermat. Jadi, Anda jangan asal klik saja,” tegasnya.
Sebelum mengakhiri perkuliahan, pihaknya mengajak mahasiswa yang memiki bisnis online agar bergabung dengan program pemerintah berupa gerakan 1.000 start up. Pemerintah membuka peluang bagi pengusaha muda untuk mengembangkan bisnis. Kegiatan tersebut bersifat terbuka dan tanpa dipungut biaya.
Sementara itu, Dr. Emanuel Kristijadi, M.M., selaku Wakil Ketua Bidang Akademik STIE Perbanas Surabaya mendorong mahasiswa untuk berinovasi, khususnya inovasi dalam berbisnis. Pasalnya, inovasi ini menjadi salah satu komponen penilaian Akreditasi institusi di masa mendatang. “Adanya acara ini, diharapkan mampu menyerap ilmu dan wawasan inovasi tentang keuangan. Nantinya pun bisa merealisasikan pegembangan dan inovasi baru bagi kampus di bidang jasa keuangan dan perbankan, baik untuk mahasiswa maupun dosen,” harapnya. (Ayu/Eko.r)