DES
17
Puluhan Guru Bimbingan Konseling Antusias Ikuti Workshop Stop Bullying
Selasa, 17 Desember 2024
Dilihat: 21
Beberapa waktu terakhir banyak kabar di media terkait kasus bully terjadi di sekolah. Tentu ini menjadi perhatian khusus bagi segenap stakeholder. Bahkan, beragam upaya perlu dilakukan agar kasus perundungan diminimalisir secara konsinten. Ada sejumlah jenis bullying yang paling sering, di antaranya: verbal (79%), sosial (50%), fisik (29%), dan Cyberbullying (25%).Menyikapi kejadian itu, Universitas Hayam Wuruk Perbanas berinisiatif menggelar workshop bertajuk Stop Bullying and Start Loving pada, pada Selasa (17/12). Bertempat di Auditorium Lantai 10 Kampus Wonorejo, lebih dari 70 guru Bimbingan Konseling (BK) SMA/SMK/MA sederajat antusias hadir dalam acara. Mereka pun paham dan mengerti bahwa pentingnya pencegahan perundungan di lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitarnya.
Rektor UHW Perbanas, Dr. Yudi Sutarso, S.E., M.Si., mengatakan acara ini merupakan bagian dari kegiatan Lustrum XI atau usia 55 tahun UHW Perbanas. Selain itu, kegiatan ini juga jadi konsen institusi pendidikan, baik di sekolah maupun perguruan tinggi dalam meminimalkan hingga meniadakan bullying.
"Makanya di awal masuk UHW Perbanas, kami berikan materi pendidikan karakter dan softskills baik terkait etika. Jadi sejak awal perkuliahan, kita tanamkan nilai-nilai Anti Kekerasan, Anti Korupsi, Anti Narkoba, termasuk Anti Bullying," paparnya di sela acara.
Lantas, Lutfi Arya, M.Psi., narasumber pertama mengungkap anak perlu dibekali kemampuan melawan bullying.
“Bullying itu seperti hantu. Bayangkan ketika anak-anak punya kemampuan untuk melawan bullying dengan baik, maka kita punya generasi atau siswa yang lebih tangguh untuk menghadapi masalah,” urai Wakil 1 Himpunan Psikologi Indonesia Jawa Timur itu.
Sementara, Inayah Sri Wardhani menambahkan bahwa kegiatan perundungan ini perlu kerja sama semua pihak. Pihaknya pun mengajak untuk semuanya menjadi teladan, mendukung anak-anak, dan membangun lingkungan yang penuh edukasi serta kasih sayang.
Pihaknya pun berharap, acara ini menjadi langkah inspiratif sekaligus ajakan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk bergerak bersama. ”Dengan kesadaran kolektif dan kepedulian bersama, diharapkan sekolah dan lingkungan pendidikan lainnya dapat menjadi ruang aman, positif, dan bebas kekerasan bagi generasi penerus bangsa,” harapnya. (eko/hms)
